18 Februari, 2024
23 Januari, 2024
05 Juli, 2023
Puisi - Menjelang Terbenam
08 Mei, 2023
Puisi - Dalam Untaian Rindu
01 April, 2023
Catatan - Serius Mau Lanjut S2?
Tren lanjut sekolah sedang meningkat.
Dari temen² kelas dan kating yang duluan lanjut sekolah
Bingung mengisi waktu
Dapat dukungan lahir batin dari ortu
Ada banyak beasiswa (LPDP, AAS, Fullbright, dll)
Ada ketakutan masuk dunia kerja
Tren orang yang sudah bekerja tidak ingin lanjut kuliah.
Malas
Karir sudah bagus (zona sudah nyaman)
Sudah berumur
Mas Dika:
Pernah pengen lanjut kuliah S2 tapi ditolak karena IP pas²an.
Motif untuk lanjut kuliah selalu berubah seiring berjalannya waktu
Kita harus mereview goal kita apa? Apakah S2 membantu mencapai goal kita?
Banyak opsi lain untuk melengkapi puzzle dari goal kita selain S2.
S2 lebih sulit tantangannya (godaan dari media sosial teman, saudara, dkk)
Intinya harus dipertanyakan ulang tujuannya tuh apa?
Kalau aku, tujuannya menjadi bermanfaat (klise memang). Tapi nanti ada jalan walaupun tidak sama seperti yang kita rencanakan.
Mas Bayu
Timing (momentum) setiap orang berbeda untuk bisa mencapai sesuatu. Ketika melihat teman² kelas sudah lanjut kuliah atau menikah jangan tergesa-gesa karena mungkin mereka sudah dapat momentumnya.
Pikirkan matang² apa sih yang benar-benar ingin kita capai?
Hidup kita bukan lomba, tiap orang punya garis finishnya masing-masing. Dan setiap orang punya ekspertisinya (ahli) masing².
Attitude dan Keilmuan adalah sesuatu yang berbeda.
Mas Ijma
S2 bukan berarti lebih dari S1, ketika yang S1 lebih bisa memahami konteks (hidup) maka dia yang lebih.
Random
Ragu ketika daftar beasiswa S2? Mulailah dari Apa? Mengapa? Bagaimana?
Ketika menginginkan lanjut kuliah, motif awalnya kan umum lalu lama² semakin mengerucut. Misal, awalnya ingin kuliah S2 di Inggris, pokoknya di Inggris. Trus lama² berubah, karena melihat ada seorang profesor idola di Universitas Manchester dalam studi ekonomi, maka motifnya berubah menjadi lebih spesifik.
Jawabannya kenapa saya bisa diterima LPDP di Manchester hanya satu, "I found the puzzle! Puzzle yang pas untuk goal saya".
Kita perlu merefleksikan diri kita, puzzle yang mana yang belum terpenuhi, yang ingin kita lengkapi (apakah menikah, S2, wirausaha, dan sebagainya).
Jangan buru² (S2, dll) hanya karena melihat teman²mu sudah lebih dulu melalui itu, karena ada sesuatu pada diri kita yang harus dilengkapi (red: diperbaiki/diupgrade) dalam hidup kita.
S2 itu bukan bulan madu juga bukan halan-halan semata. Bahaya kalau niatnya cuman iseng², sekedar S2 tapi ngga tau tujuannya apa.
Kalo kita melakukan sesuatu (red: S2) tapi kita ngga punya interest yang kuat. Forget it!
Misal saya ingin lanjut S2 dan saya suka mengajar, tapi saya tidak terlalu suka melakukan penelitian, membuat paper dan sebagainya. Solusinya saya bisa menjadi dosen part time. Jadi saya bisa menjalani sesuatu yang passionate dan interisting buat saya tapi disisi lain saya tetap bisa mengajar menjadi dosen.
Perusahaan juga melihat kompetensi dari kita: Karya atau projekt yang sudah kita kerjakan.
Perusahaan biasanya lebih melihat attitude bukan background dia lulusan mana tapi ngga punya kompetensi yang bagus.
Pengalaman itu sangat penting. Karena perusahaan akan sangat melihat itu.
S2 harus sadar! Butuh ngga sih S2? Tergantung, kalau kamu S2 karena ingin mendapatkan ilmunya, lanjutkan!
Manusia adalah aset signifikan, kalau perusahaan ingin maju maka manusianya harus maju. Contohnya bisa memberikan scholarship bagi karyawan.
NGGA ADA GELAR YANG WAJIB KECUALI HAJI (ITUPUN BAGI YANG MAMPU)
Sangat banyak variabel lain yang lebih penting buat goal kita (wawasan diperluas).
Kuliah S2 itu lebih menjurus. Tidak seperti S1.
Opsi untuk S2 ada banyak. Tidak melulu di luar negeri, bisa beasiswa dalam negeri.
Apakah S2 hanya akan jadi dosen? Tidak melulu. Banyak yang S2, tapi karena passion dia bukan menjadi akademisi, maka dia terjun ke dunia yang dia sukai, ada juga yang menjadi dosen partime.
Kalau kamu fokus menjadi akademisi, maka side hustle (kerja sampingan) ngga terlalu penting.
Kalau kamu hanya menjadi dosen part time maka kerja sampingan sangat penting.
Jangan paksakan. Sesuatu yang dipaksakan hasilnya setengah setengah.
Liat kekuatan kita dimana, kelemahan dimana. Peluang apa, tantangan apa.
Pengalaman (magang, relawan, organisasi, projek sosial) sangat penting.
CV akan lebih mahal ketika bagus di bagian pengalaman, achievement, dan projects.
Sesuatu jangan dilihat dari berapa lama durasinya, tapi kualitasnya dan experiencenya. Seseorang yang lulus 3.5 tahun belum tentu lebih bagus dari mereka yang lulus 7 tahun misal.
your quality = your experience
Join ke perusahaan² startup (rintisan) akan membuat lebih berkembang. Masih bisa ngobrol 4 mata sama CEO nya.
Masalahnya adalah, "Jangan-jangan kita ngga tau kebutuhan kita apa, dan kita ngga tau definisi sukses menurut kita apa".
Jangan tergesa-gesa. Ambil waktu untuk mempertimbangkan apakah S2 penting untuk kita? Tapi jangan lama-lama juga.
Renungkan, ngobrol sama orang² yang kita percayai, minta feedback dari mereka.
"ILMU BISA DIDAPAT TIDAK HANYA DARI S2, TAPI KALAU CUMAN BISA DI S2, LANJUTKEN!".