30 Maret, 2023

Prosa - Namanya adalah Yasmin (Bagian I)

Prolog

Aku adalah manusia tak bersejarah. Orang tuaku telah berpisah sedari aku kecil. Ayahku pergi tak tau arahnya. Sedang ibuku pergi merantau ke negeri seberang. Maka dipungutlah aku oleh kemenakan ibuku yang tak tega melihat keadaan seorang anak yang telah kering air matanya. Selepas aku hidup di dalam keluarga kemenakan ibuku. Aku tumbuh menjadi seorang lelaki yang tabah. Tentu saja oleh sebab terbiasa menikmati pahit dan getirnya kehidupan ini.

Pada masa remaja, selepas tamat dari bangku sekolah menengah pertama. Dimintanya aku lanjut bersekolah ke kampung sebelah. Sebab, di kampungku ini sangatlah terbelakang. Kendaraan untuk melanjutkan roda kehidupan sehari-hari pun tak dapat ditemukan. Maka disekolahkannya aku ke kampung Tabing Banda. Cukup jauh kiranya dari rumah kemenakan ibuku, akan tetapi dengan semangat yang sentiasa bergejolak oleh sebab impian besar yang ku pegang kuat-kuat, aku lewati jalan-jalan yang curam itu, menyebrangi sungai, naik turun gunung, melewati tebing-tebing yang tak tahu kapan kiranya runtuh menimpa tubuhku. Terasa penat memang, tapi aku merasa di situlah nikmat perjuangan yang luar biasa.

Pada suatu hari, terjadi peristiwa besar dalam hidupku. Hari itu tidak akan pernah aku biarkan hilang dari ingatanku. Hari itu, sekolah kami baru saja menerima seorang gadis yang teramat manis senyum dan rupanya. Namanya adalah Yasmin. Dia baru saja berpindah daripada rumah ayahnya di negeri Jawa ke tanah ini sebab urusan pekerjaannya.

Ayahnya adalah saudagar kaya raya. Rumahnya bertingkat-tingkat. Jongosnya pun hingga 10 orang yang merawat segala sesuatu di rumah itu. Namun, Yasmin adalah anak perempuan yang pemalu. Ditutupnya wajah manisnya itu dengan selendang putih yang tipis berhiaskan motif bunga berwarna warni. Bagiku, tidaklah itu memberi pengaruh kepadaku selain menambah keanggunan jiwanya.  Sehingga mengalir udara sejuk yang semakin membius seisi relung hatiku. Aku tak tahu, perasaan macam apakah ini? Dibuatnya aku terbang, melayang, menuju lautan kasih sayang. Sepertinya, aku tengah jatuh hati kepadanya. Oh.. Yasmin! Si anak saudagar kaya... (Bersambung).

Share:

2 komentar: